8 Wisata Kopi Terbaik Indonesia, Nikmatnya Menggugah Rasa

wisata kebun kopi

Kopi Indonesia sudah mendunia. Ternyata perkebunannya ada di mana-mana. Sebagian malah jadi destinasi wisata kedai atau kebun kopi ala Indonesia. Di mana sajakah daerah yang memiliki tempat wisata kopi terbaik?

Kamu pencinta kopi, sudah pernah menonton film Filosofi Kopi? Film yang diangkat dari novel berjudul sama, karya Dewi Lestari itu mengisahkan tentang pengalaman peracik kopi berikut proses pengolahannya.

Dalam film itu pula, terekam sejumlah adegan yang menggambarkan wisata kopi di berbagai daerah di Indonesia. Tampak hamparan perkebunan kopi, hingga cara pengolahannya, hingga akhirnya menjadi bubuk kopi siap seduh.

Kalau kamu sudah menonton film tersebut, pernahkah terbersit dalam benak, daerah mana sajakah yang jadi penghasil kopi terbaik sesungguhnya?

Ulasan kami berikut mungkin bisa menjadi jawaban yang tepat. Dari sekian banyak perkebunan kopi di Nusantara,  ada 8 tempat penghasil kopi terbaik kelas internasional.

Menariknya, semua tempat berupa perkebunan itu kini menjadi tempat wisata kopi, yang sering dikunjungi wisatawan para penikmat kopi. Di mana sajakah lokasinya?

8 Wisata Kopi Terbaik Indonesia, Nikmatnya Menggugah Rasa

1. Gayo, Takengon, Wisata Kopi Kelas Dunia

foto: bbc indonesia

Pencinta kopi pasti sudah tak asing lagi dengan kopi Gayo. Ya, kopi tersebut memang berasal dari Dataran Tinggi Gayo. Karena kenikmatan kopinya sudah mendunia, kawasan perkebunan di sana menjadi argowisata.

Takengon adalah kota yang jadi sentra distribusi para petani kopi di Gayo. Kamu yang datang ke sini akan menikmati sensasi memetik kopi arabica di atas ketinggian 1.100 meter.

Selain perkebunan kopi, tak jauh dari Takengon, ada Danau Lut Tawar sebagai pilihan pelesiran sambil menikmati hangatnya secangkir kopi Gayo yang super nikmat.

2. Lampung

Masih di Pulau Sumatra, Lampung pun jadi penghasil kopi berkualitas tinggi, terutama jenis robusta. Kawasan di Lampung yang sering menjadi destinasi wisata kopi adalah Liwa di Lampung Barat.

Di Liwa, kamu bisa dengan mudah menemukan banyak warung kopi di pinggir jalan, denga cara meracik kopi masih tradisional, tapi nikmatnya tiada tara.

Karena sangat kesohor sebagai penghasil kopi, Liwa pernah menjadi lokasi syuting film Filosofi Kopi.

3. Ambarawa, Wisata Kopi Naik Kereta

foto: suaramerdeka.com

Jawa Tengah bangga punya kawasan Ambarawa. Selain sebagai daerah objek wisata, seperti Dusun Semilir, Eling Bening, dan Kereta Api Wisata, Ambarawa memiliki perkebunan kopi berusia tua.

Lokasinya di  Perkebunan Kopi Kebun Getas Afdeling Assinan, yang kini dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero).

Datanglah ke Kampung Kopi Banaran. Di sana kamu akan menikmati sejuknya alam sembari menyaksikan pengolahan dan pemeliharaan kopi jenis robusta dan arabica.

Banyak wisatawan menikmati campuran dua jenis kopi tersebut sambil menghirup udara sejuk Kampung Banaran.

4. Kintamani, Bali

Kontur tanah Bali yang variatif membuat wisatawan ingin menjelajah Pulau Dewata ini tak hanya ke pantai, tapi juga ke dataran tinggi. Salah satunya Kintamani. Dari sinilah kopi khas Bali berasal. Kopi Kintamani pun terkenal seantero dunia.

Tanah yang subur lantaran efek dari letusan Gunung Batur zaman dulu menjadi pemicu kian banyaknya petani kopi di Kintamani, yang mulai menanam bijian kopi sejak awal abad ke 20, yang bermula dari kedatangan petani dari Lombok.

Kalau kamu ingin wisata kopi ke Kintamani, coba kunjungi Kampung Belantih. Di sana kamu bisa menyaksikan dari jarak dekat pengolahan kopi secara tradisional. Jangan lupa, nikmati pula kopi arabica bercitra rasa unik.

5. Malabar, Pangalengan, Wisata Kopi Java Preanger

Kamu penggemar kopi yang sering nongkrong di kafe kawasan Bandung, pasti tersedia kopi Java Preanger. Kopi ini berasal dari kawasan di Bandung Selatan, tepatnya dari perkebunan kopi Malabar, Pangalengan.

Kopi Java Preanger sudah terkenal seantero dunia karena kenikmatannya. Jadi, alangkah baiknya kalau kamu pencinta kopi sejati yang sering ke Bandung, berkunjunglah ke Pangalengan, tepatnya ke Desa Margamulya.

Sambil melihat pengolahan kopi Java Preanger, kamu bisa sambil jalan-jalan ke Situ Cileunca atau ke Stasiun Radar peninggalan zaman Belanda di Gunung Malabar.

6. Toraja, Wisata Kopi di Tana Toraja

Berlanjut ke Pulau Sulawesi, di sana terdapat perkebunan kopi terkenal, yakni di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Saking nikmatnya rasa kopi arabica khas Toraja, banyak menyebut kopinya sebagai “queen of coffee”.

Kopi Toraja sudah mendunia, terutama di kawasan Eropa. Banyak kedai kopi seperti di Swedia, Denmark, dan Finlandia menjajakan kopi sensansional ini.

Maklum rasa kopi ini tak terlalu pahit. Tingkat keasamannya pun relatif rendah.

Kamu yang ingin pelesiran ke beberapa objek wisata di sana, seperti Kampung Adat Toraja di Desa Sandan Uai, mending sekalian mencoba wisata kebun kopi di Bolokan, Bittuan.

Di sana kamu bisa lihat para petani mengolah kopi sambil menikmati di kedai kopi sekitar kebunnya.

7. Manggarai

Kamu yang sering ke Jakarta, jangan berpikir bahwa di sekitar Stasiun Manggarai ada perkebunan kopi. Ini nama daerah di Nusa Tenggara Timur, tepatnya yang paling populer di perkebunan kopi Desa Liang Ndara, Mebeliling Manggarai Barat.

Kopi Manggarai kebanyakan berjenis robusta. Ada rasa sedikit mint, juga sedikit asam lemon. Jadi, sekalian kamu berwisata ke Laboan Bajo, datang saja ke perkebunan kopi di Manggarai. Tempatnya asyik juga dengan pemandangan alamnya.

8. Wamena

Di Papua banyak sekali dataran tinggi karena memiliki pegunungan Jayawijaya. Di sana ada pula perkebunan kopi, tepatnya di sekitar Wamena, Lembah Baliem. Para petaninya menanam jenis kopi arabica.

Meskipun tak sepopuler kopi kelas dunia, seperti dari Gayo dan Toraja, kopi olahan petani Wamena ini bercitra rasa alami. Pasalnya, penanaman kopinya tanpa pupuk kimia. Kopi tubruk khas Wamena menjadi favorit para pencinta kopi yang datang ke Papua.

Penutup

8 wisata kedai atau kebun kopi Indonesia yang kami sebutkan tadi baru sebagian. Masih ada beberapa daerah yang memiliki lahan kebun kopi khas Indonesia.

Tapi rata-rata belum seternama Gayo, Toraja, Malabar, Kintamani, Ambarawa, Manggarai, dan Wamena.

Mungkin suatu saat, ada beberapa daerah yang mengembangkan agrowisata semacam ini agar lebih banyak mendatangkan para pelancong, terutama dari mancanegara.

Setidaknya,  sebagai awal, para petani menyediakan kedai kopi di kebun masing-masing. Setuju?